Banyak Masyarakat Abai Protokol Kesehatan di Era New Normal
Sedari awal masyarakat sudah gagal paham
terhadap istilah new normal yang sudah mulai diterapkan di tiap-tiap daerah,
tidak sedikit masyarakat yang memulai aktivitas seperti sedia kala sebelum
virus ini melanda masyarakat dunia tanpa memerhatikan protokol kesehatan yang
telah ditetapkan oleh pemerintah.
Melihat kenyataan yang terjadi, Kepala Departemen
Epidemiologi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas, Tri Yunis Miko Wahyono,
menyarankan pada pemerintah untuk mengubah istilah new normal karena kerancuan
istilah tersebut membuat banyak masyarakat bingung. kebingungan dan kekeliruan
masyarkat dalam mengartikan new normal berimbas pada banyaknya masyarakat yang
abai terhadap protokol kesehetan.
Pemerintah saat ini sedang gencar melakukan
upaya peningkatan kembali protokol kesehatan di lingkungan masyarakat dengan
memberikan sanksi kepada para pelanggarnya, namun pemerintah melupakan masalah
utamanya yang terletak pada penggunaan istilah new normal yang disalahartikan
di kalangan masyarakat.
Ditambah dengan dibukanya aktivitas di berbagai
sektor ekonomi seperti mal, pariwisata, hotel, perkantoran, dan
industri-industri lainnya meskipun dengan kapasitas yang dibatasi, hal ini
membuat masyarakat awam berpikir bahwa keadaan sudah benar-benar normal,
melihat berbagai sektor ekonomi berjalan normal kembali.
Membuka kembali aktivitas perkantoran, membuka
mal, hingga membuka pariwisata pada masa pandemi membuat masyarakat bingung
dengan pemberitaan dan kebijakan yang simpang siur. Covid-19 masih ada dan
semakin masif namun ruang lingkup publik masih diperbolehkan dengan dalih
pemulihan ekonomi.
Kesadaran masyarakat terhadap penerapan
protokol kesehatan seperti penggunaan masker dan menjaga jarak satu sama lain
sangatlah minim karena beranggapan virus ini telah hilang. Hal ini karena
rendahnya kesadaran masyarakat terhadap situasi pandemi global, bukan hanya
menaggalkan masker namun masyarakat beraktivitas normal tanpa protokol
kesehatan dengan dalih new normal.
Turunnya serta hilangnya kesadaran masyarakat
bukan karena tidak percaya akan adanya virus korona, melainkan akibat dari
kegagalan pemerintah dalam memberikan edukasi terhadap masyarakat dan juga
ketidakpercayaan masyarakat terhadap kebijakan pemerintah yang simpang siur.
Bahkan masyarakat sulit mendapat jaminan ekonomi untuk memenuhi kebutuhan
hariannya dikala pemerintah dengan gencar mengkampanyekan kepada masyarakat
untuk tidak banyak melakukan aktivitas di luar rumah.
Pemerintah meliputi presiden, gubernur, hingga
bupati dan wali kota harus bekerja sama dan selaras dalam mengkampanyekan serta
memberikan edukasi kepada masyarakat secara umum mengenai penggunaan
istilah-istilah di masa pandemi ini dan juga menggiatkan pentingnya menerapkan
protokol kesehatan dalam menjalankan setiap aktivitas seperti mencuci tangan,
menggunakan masker yang sesuai standar, menjaga jarak, dan menghindari
kerumunan atau tempat-tempat yang rawan akan penularan virus Covid-19.
Protokol kesehatan akan mampu diterapkan
dengan baik dan maksimal jika pemerintah mampu menjamin semua kebutuhan
masyarakat dan dapat memberikan kebijakan yang tepat dalam upaya penuntasan
pandemi Covid-19 ini. Saat semua kebutuhan masyarakat terjamin dan segala
aktivitas di ruang publik dapat di minimalisir bukan tidak mungkin pandemi akan
segera usai.
Sebagai masyarakat yang bijak dalam menghadapi
situasi darurat global seperti saat ini, tentunya tidak bisa hanya dengan diam
atau berpangku tangan, apalagi pemerintah belum mampu menjamin seluruh
kebutuhan masyarakat. Masih perlu berusaha dan bekerja untuk memenuhi kebutuhan
harian namun tetap dengan kesadaran akan pentingnya menerapkan protokol
kesehatan dalam bekerja atau beraktivitas. Jadikan protokol kesehatan seabgai
kewajiban yang harus ditaati oleh setiap masyarakat sebagai bentuk membantu
pemerintah dalam upaya memutus mata rantai penyebaran virus korona.
0 Response to "Banyak Masyarakat Abai Protokol Kesehatan di Era New Normal"
Post a Comment
Silahkan berkomentar secara bijak sesuai isi dari artikel yang telah anda baca di blog ini.