Sering Curhat di Sosial Media Seperti Penulis “Layangan Putus”
Memo Sehat Saqee - Kemudahan dalam mengakses internet bikin siapa pun bisa menggunakan sosial
media, nggak terkecuali ibu-ibu. Bahkan,
Google Indonesia bekerja sama dengan lembaga riset, Kantar WorldPanel Indonesia
untuk melakukan penelitian terhadap hal itu. Hasilnya, pengguna internet
ternyata didominasi oleh para ibu milenial. Setidaknya, menurut penelitian
tersebut, satu dari empat pengguna internet di Indonesia merupakan ibu-ibu.
Tidak cuma
menjadikannya sebagai wadah untuk menampung foto, para ibu juga
memanfaatkan platform itu untuk
menceritakan kesehariannya bersama anak, mencurahkan keluh-kesahnya dan
lain-lain. Lantas, apa penyebab para ibu senang curhat
di sosial media?
Baca Juga :
▪ Pola Hidup yang Wajib Dicoba
▪ Makanan Kalsium Tinggi Membantu Pertumbuhan
▪ Mulai Lakukan "Healty Eating" saat di Rumah Saja
▪ Jarang diketahui Khasiat dari Kebiasaan Ini
▪ Sering Dikonsumsi namun Tidak Tahu Manfaatnya
▪ Jangan Asal Gaya, ketahui dulu ini baru boleh Gaya
▪ Jangan Asal Gaya, ketahui dulu ini baru boleh Gaya
Kenapa
Ibu-ibu Senang Curhat di Sosmed?
Kalau dulu urusan rumah tangga cuma diketahui keluarga dan kerabat
dekat saja, kini orang lain yang bahkan tidak mengenal mereka di real life pun bisa mengetahui hal itu.
Misal, yang beberapa waktu lalu viral di platform,
seperti Facebook, Twitter dan Instagram, yakni “layangan putus”.
Mommy Asf, penulis kisah tersebut,
meluapkan seluruh kesedihannya karena rumah tangga yang ia bangun runtuh begitu
saja akibat kehadiran orang ketiga. Dalam tulisannya, Mommy Asf mengatakan
bahwa suaminya, yang diduga merupakan Ricky Zainal, pemilik channel Youtube Ammar TV, menghilang
selama 12 hari tanpa kabar dan meninggalkannya bersama empat orang anak.
Baru diketahui bahwa selama menghilang,
ternyata suami Mommy Asf diam-diam sedang berbulan madu dengan istri barunya di
Turki. Bahkan, ia sama sekali tidak tahu jika sang suami menikah lagi. Kisah
memilukan tersebut mendapat perhatian dari warganet. Hingga akhirnya viral
karena banyak dibagikan.
Mommy Asf bukan orang pertama yang
melakukan hal ini. Nggak sedikit
ibu-ibu di luar sana yang tidak segan-segan meluapkan perasaannya lewat status
di sosmed. Apa, sih, yang membuat mereka melakukannya?
Ingin
Didengarkan
Ada beberapa orang yang dengan sengaja
membuat status atau meng-upload foto
di sosial media supaya memperoleh perhatian publik. Hal ini dikarenakan mereka
tidak memiliki bahu untuk bersandar di real
life alias keluarga atau teman yang bisa diajak curhat.
Setiap orang pasti punya keinginan untuk
didengarkan, tak terkecuali seorang ibu yang mungkin saja sedang memiliki
masalah dengan suami atau anak. Oleh karenanya, membangun komunikasi yang baik
antar keluarga sangat lah penting.
Apabila tujuan tersebut nggak tercapai, sangat mungkin bagi
seorang ibu untuk mencari cara agar didengarkan, salah satunya dengan bercerita
di sosial media.
Kebutuhan
Untuk Berbicara
Dalam sehari, wanita dapat menghabiskan 20
ribu kata untuk berbicara. Beda dengan pria yang hanya membutuhkan 5 ribu kata
saja. Bila kebutuhan tersebut nggak terpenuhi,
para wanita akan mencari ‘tempat’ untuk mengeluarkan uneg-uneg-nya.
Nah, curhat di sosial media bisa jadi
pilihan yang tepat. Apalagi meluapkan isi hati di platform itu sangat gampang. Kamu cuma perlu mengetik beberapa kalimat atau mengunggah video untuk
mendapatkan simpati publik.
Kebutuhan
Untuk Eksis
Penyebab para ibu senang curhat
di sosial media berikutnya adalah mereka ingin
keberadaannya di anggap. Bagi beberapa dari mereka, eksistensi itu penting, loh! Contohnya, meng-upload foto liburan keluarga ke Swiss,
menceritakan pengalaman dirawat di rumah sakit akibat demam berdarah dan
lain-lain.
Dipengaruhi
Oleh Sistem Limbik di Otak
Emosi yang datang di kehidupan kamu, baik
dalam bentuk kemarahan, ketakutan maupun kebahagiaan, memainkan peran dalam
perilakumu sebagai individu dan makhluk sosial. Emosi itu diduga dikontrol oleh
sistem limbik, salah satu bagian otak yang bertugas mengendalikan beberapa
fungsi otak yang berkaitan dengan ingatan dan emosi.
Sistem limbik sendiri menjadi tempat
lahirnya kemarahan. Kemarahan tersebut diawali dengan salah satu bagian sistem
limbik, yakni amigdala yang menstimulasi hipotalamus. Kemarahan juga bisa
dipicu oleh kerusakan pada korteks prefrontal. Diketahui, orang yang mengalami
kerusakan pada area tersebut lebih sulit mengendalikan emosi, terutama amarah.
Biasanya, kalo sedang marah, para ibu cenderung menulis status yang berisi
luapan perasaannya di sosial media. Tapi, menceritakan masalah yang tengah
mendera ketika sedang emosi itu nggak baik,
loh! Bisa-bisa hal yang nggak seharusnya dipublish malah jadi santapan publik.
Sayangnya, penggunaan sosial media sering
disalah artikan oleh warganet, termasuk ibu-ibu.
Contohnya, banyak fenomena
istri yang melabrak selingkuhan suaminya dan mem-video-kan hal itu, lalu mengunggahnya
ke sosial media. Kurang bijak, sebenarnya.
Maka dari itu, apa pun penyebab para ibu senang curhat di sosial media,
ketahui batasannya. Ingat, nggak semua
bisa kalian ceritakan di platform tersebut,
ya!
0 Response to "Sering Curhat di Sosial Media Seperti Penulis “Layangan Putus”"
Post a Comment
Silahkan berkomentar secara bijak sesuai isi dari artikel yang telah anda baca di blog ini.